FILM FITNA MEMICU GELOMBANG DEMONSTRASI DI BERBAGAI NEGARA

Gelombang aksi menentang film Fitna yang menjelek-jelekan kitab suci umat Islam Alquran, terus terjadi sepanjang akhir pekan lalu. Di Pakistan, sekitar 25 ribu orang pengunjuk rasa turun ke jalan di Kota Karachi memprotes film Fitna, Ahad (6/4). Pengunjuk rasa menyalahkan pemerintah Belanda atas beredarnya film Fitna di internet. Mereka mendesak pemerintah Pakistan segera memulangkan duta besar Belanda di Islamabad.

Film karya anggota parlemen Belanda Keert Wilders tersebut menuai kontroversi, karena berisi pandangan negatif Wilders terhadap Alquran. Bahkan Wilders telah mengedarkan film tersebut melalui situs di internet akhir bulan lalu. Sebenarnya, pemerintah Belanda sejak awal menyatakan tidak setuju dengan pandangan negatif Wilders terhadap Alquran.

Pengunjuk rasa menyimpulkan, orang barat selalu bicara tentang kebebasan berekspresi. Tapi, film Fitna menurut pengunjuk rasa bukanlah kebebasan berekspresi, tapi kebebasan melakukan agresi. Bahkan mengada-ada, memprovokasi dan mencari gara-gara. Kebebasan bukan untuk menyakiti orang atau melukai perasaan.

Aksi serupa sebelumnya juga terjadi di Teheran, Iran Sabtu pekan lalu. Aksi dilakukan para mahasiswa. Mereka menuding negara-negara barat memiliki standar ganda, dalam hal mendukung kebebasan berekspresi. Kebebasan berekspresi yang dikatakan negara barat, hanya digunakan untuk mencapai tujuan dan kepentingan mereka semata.